"Ketimbang hanya menyelenggarakan kejuaraan di satu negara, Anda harus mengadakan pesta di segala penjuru Eropa," ungkap sekjen UEFA Gianni Infantino usai pertemuan Komite Eksekutif.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQhYg93XKpgSxVh6LBlFAGZ0BVwa1bLKQgJ6N8GobsTrFlamt3HnijHCq4EUOSYO4cunzujg72aw0X9EBXO7TKVUEE9CNIhTjAVjbnPCkJf9SDgOhvMvRsrhJt2SfxI61Y9Sp9oruMIsL2/s400/ars.jpg)
Ide itu pertama kali dimunculkan Michel Platini di akhir Piala Eropa 2012. UEFA menyatakan ide itu harus dikonsultasikan dengan anggota asosiasi dan mendapat sambutan positif, dengan Turki menjadi satu-satunya anggota dari total 53 anggota UEFA yang menentang ide tersebut.
"Putaran final Piala Eropa 2020 akan dilangsungkan di seluruh penjuru Eropa di sejumlah kota, menyusul keputusan yang sudah diambil hari ini," lanjut Infantino.
Diakuinya, meningkatnya beban keuangan yang ditanggung tuan rumah menjadi pertimbangan utama untuk 'menyebarkan' pertandingan di putaran final. Apalagi mulai tahun 2016, jumlah kontestan bertambah dari 16 tim menjadi 24 peserta.
"Pastinya, masalah ekonomi negara tuan rumah menjadi elemen penting pertimbangan tersebut," ungkap Infantino.
Adapun proses bidding untuk kota-kota yang siap menjadi tuan rumah Piala Eropa 2020 akan dimulai tahun depan dan prosesnya akan berjalan selama 12 bulan. Keputusan final diperkirakan akan bisa keluar pada musim semi 2014.
Posting Komentar